Daftar Film Bioskop Australia Di FSAI 2019

Daftar Film Bioskop Australia Di FSAI 2019 – Kerjasama stakeholder perfilman Indonesia dengan negara tetangga semakin giat saja nih kayaknya. Setelah sukses bekerjasama dengan Korea dan Jepang, kini Indonesia kembali berkolaborasi dengan Australia lewat program Festival Sinema Australia Indonesia (FSAI) 2019. Dan di tahun keempat penyelenggaraannya kali ini, FSAI bakal dihelat di 5 kota besar: Jakarta, Mataram, Makassar, Bandung, dan Surabaya.

Kira-kira film apa saja yang bisa kamu tonton di FSAI? Dalam artikel ini akan diberikan bocoran 5 film Australia yang akan diputar selama FSAI berlangsung. Luangkan waktu deh buat tonton film-film Australia di FSAI. Lagian, kayaknya jarang juga ‘kan kita nonton film dari negeri kangguru? bet88

1. Ladies in Black

Daftar Film Bioskop Australia Di FSAI 2019

Membaca judulnya, apa kamu jadi teringat dengan film thriller psikologis The Woman in Black? Film yang dibintangi Daniel Radclife itu nggak ada hubungan apa pun sama The Ladies in Black kok. 

Ini adalah film yang mendapat 9 nominasi di Australian Academy of Cinema and Television Arts Awards (AACTA) 2018, termasuk untuk kategori Film Terbaik. Meski gagal menang di kategori itu, film arahan Bruce Beresford ini seenggaknya berhasil membawa pulang 3 piala untuk kategori Aktris Terbaik, Musik Original Terbaik, dan Desain Kostum Terbaik. www.mustangcontracting.com

Lalu apa yang menarik dari The Ladies in Black? Film ini akan memperkenalkan kamu pada sejarah kebangkitan kaum perempuan di Australia, lewat karakter pegawai perempuan yang bekerja di pusat perbelanjaan di Sydney.

2. Gurrumul

Daftar Film Bioskop Australia Di FSAI 2019

Judul film ini diambil dari nama penyanyi hebat di Australia, Geoffrey Gurrumul Yunupingu. Kamu belum pernah dengar namanya? Nggak apa-apa, justru lewat Gurrumul kamu bisa mengenal sosoknya.

Pemusik Aborigin yang multitalenta ini adalah salah satu sosok penting di dunia tarik suara Australia. Ia bisa memainkan berbagai alat musik, meskipun yang paling membuat orang-orang terkesan adalah nyanyiannya yang dibawakan dengan bahasa Yolnu.

Gurrumul sendiri lebih menitikberatkan pada kisah kehidupan Gurrumul. Ia yang sudah terbiasa menjalani kehidupan tradisional, akhirnya mulai bertanya-tanya tentang apa arti hidup sesungguhnya setelah album perdananya sukses besar.

Film yang disutradarai oleh Paul Damien Williams ini berbentuk dokumenter. Rekam jejaknya yang berhasil meraih penghargaan Best Documentary Feature Film di ajang Asian Pacific Screen Awards 2018 bisa membuktikan gimana kualitas dari Gurrumul.

Dengan mengangkat sosok Gurrumul, Williams juga ingin memperkenalkan lebih jauh budaya Aborigin yang merupakan penduduk asli Australia. Menurut Williams, suku Aborigin semakin termarjinalkan seiring dengan berkembangnya Australia menjadi negara multi-kultur.

“Selama ini, film-film Australia lebih banyak menggambarkan suku Aborigin sebagai sumber masalah. Padahal, budaya mereka pun perlu untuk rayakan dan bahasa mereka wajib untuk diketahui,” tuturnya.

Williams menceritakan bahwa film ‘Gurrumul’ digarap selama 4 tahun. Proses penggarapan film berlangsung cukup panjang karena Williams merasa punya tanggung jawab untuk bisa secara benar mengangkat budaya Aborigin, khususnya budaya asli Gurrumul, yakni Yolngu.

“Aku butuh melakukan banyak riset dari para pelestari budaya Yolngu. Aku mau bahasa dan budaya mereka benar-benar tersampaikan dengan baik di film,” kata Williams.

3. Occupation

FSAI kali ini juga akan memanjakan kamu dengan film bergenre fiksi ilmiah, Occupation. Premis ceritanya sih sudah cukup umum dipakai dalam film: makhluk luar angkasa menyerang Bumi, sekelompok penduduk berhasil melarikan diri, lalu mereka bergabung membentuk pasukan yang menjadi harapan terakhir bagi Bumi.

Salah satu keunggulan dari film arahan Luke Sparke ini jajaran aktornya. Aktor-aktor ternama Australia seperti Dan Ewing, Temuera Morrison, Rhiannon Fish, dan Stephanie Jacobsen turut terlibat di dalamnya.

4. Storm Boy

Storm Boy adalah novel tahun 1964 yang ditulis oleh penulis Australia bernama Colin Thiele. Novel tersebut mengisahkan tentang seorang anak bernama Mike yang dijuluki Storm Boy. Mike tinggal di sebuah pantai yang jauh dari pemukiman penduduk lainnya karena ayahnya yang bernama Tom tidak suka dengan kehidupan modern. Tom menganggap bahwa kehidupan modern merusak alam. Itulah mengapa mereka menjauhi kota dan hidup dekat di pantai.

Mike berteman dengan seorang yang berasal dari suku Aborigin bernama Fingerbone Bill, yang secara kebetulan juga tinggal di tempat terpisah karena disingkirkan dari kelompoknya. Mike mengadopsi tiga ekor burung pelikan yang dipeliharanya hingga burung tersebut tumbuh besar. Ketika sudah dirasa cukup besar, Mike dan Tom melepasnya, tetapi salah satu dari ketiga burung pelikan tersebut kembali kepada Mike dan menjadi teman baik dari Mike.

Bisa dikatakan kisah ini menarik, dan karakter di dalamnya pun dirasa unik. Pada tahun 1976 lalu, Storm Boy sempat ditarik ke layar lebar dan berhasil keluar sebagai pemenang sebuah penghargaan film. Di tahun mendatang, Storm Boy kembali dibuatkan filmnya dengan gaya yang lebih modern. Dan sekarang, lebih dari 20 lamanya sejak novelnya pertama kali dibuat, Storm Boy akan dibuat menjadi sebuah game. Versi game ini akan dibuat oleh pengembang Blowfish Studios.

Diberi nama Storm Boy: The Game, kamu akan dimanjakan dengan tampilan gambar klasik bergaya kartun yang cantik seperti yang kamu bisa lihat di video trailernya diatas. Kamu bisa memainkan berbagai macam mini-game, termasuk menggambar di pasir, berlayar, mencari kerang, memberi makan burung pelikan, dan masih banyak lagi aktivitas lainnya.

Nantinya, kamu akan mengendalikan bukan hanya Mike sebagai Storm Boy sendiri, namun juga sang burung pelikan yang bernama Mr. Percival. Sebagai Mr. Percival, kamu bisa terbang bebas mengarungi pantai Australia.

Storm Boy: The Game akan dirilis untuk semua platform, yaitu Nintendo Switch, PlayStation 4, Xbox One, Windows PC, Mac, iOS, dan Android kira-kira pada akhir tahun ini. Kamu bisa menengoknya langsung di PAX West yang akan diadakan akhir bulan ini, atau di PAX Australia yang diadakan pada bulan Oktober besok.

Film ini terhitung baru dibanding film lainnya karena baru tayang di Australia pada Januari 2019. Karakter utamanya bernama Michael Kingley, seorang pengusaha sukses yang telah pensiun. Karena satu dan dua hal, ia harus mengingat-ingat masa kecilnya ketika menyelamatkan burung pelikan.

Film hasil adaptasi novel ini sarat dengan pesan tentang lingkungan. Lokasi settingnya pun katanya penuh dengan keindahan yang memanjakan mata. Saya sendiri belum nonton film ini, tapi saya lumayan tertarik dengan pemandangan-pemandangan indah khas Australia yang ada di Storm Boy.

5. The Song Keepers

Di gereja-gereja di pedalaman Australia Tengah, warisan musikal dari Bahasa Aborigin, puisi sakral, dan musik barok dilestarikan secara turun temurun. Mereka yang melestarikan adalah empat generasi penyanyi wanita yang tergabung dalam Central Australian Aboriginal Women’s Choir.

Kisah bagamaimana grup paduan suara ini dalam menjaga warisan nenek moyang akhirnya dibuatkan film oleh Naina Sen. Sama seperti Gurrumul, film berjudul The Song Keepers ini dibuat dalam bentuk dokumenter.

Hmm..nampaknya sineas Australia cukup perhatian mendokumentasi sejarah musik mereka. Di Indonesia hampir jarang ada film yang berbicara tentang sejarah musik. Kalaupun ada, baru film Chrisye yang sedikit merepresentasikan industri musik Indonesia di masanya.

Continue Reading

Share

Rekomendasi Bioskop Terpopuler Di Melbourne

Rekomendasi Bioskop Terpopuler Di Melbourne – Kamu seorang movie-goer? Hidup kamu nggak lengkap kalau belum nonton film terbaru? Agenda nonton film di bioskop wajib ada dalam jadwal rutin bulanan atau bahkan mingguan? Di Melbourne, kamu punya kesempatan untu mendapatkan pengalaman nonton film yang berbeda!

Melbourne bukan hanya terkenal sebagai kota pendidikan di Australia. Dia juga punya keragaman seni dan berada di jajaran depan dalam budaya populer, termasuk industri hiburan dan perfilman. Di kota ini, ada berbagai rupa bioskop yang menawarkan keunggulan tersendiri. Ada yang memutar film dengan tiket berharga murah, yang ramah keluarga, yang punya studio nonton mewah dengan kualitas audiovisual berstandar tinggi, dan sebagainya. https://www.mustangcontracting.com/

Nah, artikel ini akan membahas mengenai  daftar  bioskop yang wajib kamu kunjungi selama berada di Melbourne. Check this one out! slot online

1.Sun Theatre

Rekomendasi Bioskop Terpopuler Di Melbourne

Sinema berukuran mini ini dibuka tahun 1938 (!) dan dijalankan secara independen hingga detik ini. Tidak hanya memutar film-film mainstream terbaru, bioskop ini juga memutar film-film asing dan festival/indie. Masuk ke ruangan bioskop ini, Anda akan disambut dengan tiang-tiang fasad bergaya Art Deco yang terpelihara dengan baik. Tiket dijual dengan harga wajar, dan lokasinya berdekatan dengan plaza Yarraville. Jangan lewatkan untuk mengunjungi bioskop ini; Quentin Tarantino saja menyempatkan mampir ke Sun Theatre saat tur promosi film terbarunya, The Hateful Eight in 70mm.

2. Cinema Nova

Di Cinema Nova, film-film indie menemukan “rumah”-nya. Menyediakan 16 layar, Cinema Nova sekaligus menjadi kompleks studio terbesar di Melbourne. Bioskop yang berlokasi di Carlton ini memutar film-film indie terbaru dan film komersial kelas atas, ditambah acara film reguler, pemutaran khusus, dan festival.

Datanglah ke Cinema Nova hari Senin untuk mendapatkan diskon: tiket reguler seharga AUD7 untuk sesi sebelum jam 4 sore dan AUD9 untuk sesi setelah jam 4 sore (sementara, film 3D dikenai harga AUD13 sepanjang hari). Akan tetapi, diskon ini tidak berlaku pada hari libur nasional, aktual atau observasi. O ya, jika Anda bisa datang lebih awal, nikmatilah sejenak pemandangan di Lygon Street ditemani segelas kopi atau koktail dari bar Cinema Nova.

3. Rivoli Cinemas

Rekomendasi Bioskop Terpopuler Di Melbourne

Bioskop Rivoli berada di kompleks bangunan bergaya Art Deco di bilangan Hawthorn East. Dibuka pertama kali tahun 1940, Rivoli mempertahankan gaya arsitektur itu hingga kini (pemugaran terakhir dilakukan tahun 2000, memakan biaya sebesar AUD16 juta). Bioskop ini memutar film-film komersil mainstream dan beberapa film indie. Sebanyak 8 layar tersedia di bioskop ini, plus rooftop bar di puncak bangunan, membuatnya ideal untuk jadi tujuan nonton film saat musim panas.

4. Lido Cinema

Lokasi tempat Lido Cinema berdiri dulunya adalah bangunan mati yang di tengah-tengah jalur Glenferrie Road yang sibuk di Hawthorn. Lalu, Lido Cinemas dihidupkan kembali menjadi bioskop delapan layar yang semarak, menampilkan campuran film-film komersial dan arthouse/indie dari seluruh dunia.

Sebagian besar interior lamanya dibiarkan utuh, sisanya diberi sentuhan modern dengan petak-petak warna tebal: dinding merah tua, karpet ungu, dan dekorasi warna blok. Di lantai bawah Anda akan menemukan restoran Huxtaburger dan bar Lido Jazz Room yang bisa membuat malam kencan Anda sempurna. Di musim panas, Lido juga menjadi tuan rumah untuk rooftop cinema yang juga menyediakan bar terpisah.

5. Kino Cinema

Bagi Anda yang berada di sekitar Melbourne CBD, cobalah berkunjung ke bioskop ini. Bukan hanya letaknya strategis, namun juga berada di tengah pusat perbelanjaan mewah dan merepresentasikan gaya hidup kaum urban.

Tempat ini tak hanya memutar film bagi para movie-goers namun juga menyelenggarakan berbagai acara terkait perfilman seperti diskusi, promosi film, dan sebagainya. Anda bebas memilih film yang ditampilan dalam tujuh layar, plus area kafe dan bar penuh gaya untuk menjadikannya pengalaman kencan nonton film yang sesungguhnya.

6. Astor Theatre

Bioskop yang berlokas di kawasan St Kilda ini memiliki reputasi yang diimpikan setiap pengelola bioskop manapun. Ia tak hanya memutar film, namun juga telah berhasil membangun basis komunitas dan penggemar. Bangunan di alamat 1-3 Chapel St, St Kilda dulunya sudah ditujukan untuk keperluan hiburan publik (sekitar tahun 1913).

Selama dua dekade setelahnya, bangunan tersebut beberapa kali pindah kepemilikan dan berganti nama, hingga di bulan April 1936 Astor Theatre pertama kali dibuka sebagai bioskop. Bagian dalam bioskop dihiasi tirai emas yang indah membingkai layar; Anda akan merasa seperti kembali ke Hollywood zaman baheula.

Teater auditorium klasik menawarkan film-film baru dan klasik dalam format 35mm, 70mm dan digital. Kini, Astor Theatre merupakan bioskop layar tunggal terakhir dari jenisnya yang beroperasi di Melbourne, dan merupakan pusat budaya bagi para penggemar film.

7. Classic Cinemas

Berjarak hanya lima menit dari St Kilda, Classic Cinema memutar berbagai film laris Hollywood dan film-film asing. Bangunannya mulai didirikan tahun 1889 dan dibuka sebagai teater pada tahun 1911. Bioskop ini telah menjadi bagian penting dari komunitas Elsternwick selama lebih dari satu abad, tujuan favorit keluarga, serta menjadi rumah bagi Jewish International Film Festival setiap tahun.

Anda bisa menonton film-film indie maupun blockbuster Hollywood di salah satu dari sepuluh layar, sambil menikmati bir atu wine dan berbagai cemilan seperti zaitun, bao, edamame, rocky road atau salted caramel.

8. Palace Westgarth

Datang ke Palace Westgarth, Anda seolah ditarik kembali ke zaman keemasan Hollywood: tangga melingkar nan besar dan megah adalah salah satu penyebabnya. Sudah begitu, penampakannya yang seperti istana dengan arsitektur Art Deco yang masih terpelihara sangat baik, menjadikannya tempat yang indah untuk perpaduan film independen dan film laris Hollywood yang menghiasi layar bioskop.

Kemudian, untuk sebuah bioskop yang sudah uzur usianya (dibangun di tahun 1921), Palace Westgarth memiliki interior mewah dengan kursi yang nyaman dan layar yang lebar. Anda tetap bisa menikmati acara nonton film tanpa merasa berada di dalam bangunan tua. Sering-seringlah cek bioskop ini kalau mau menonton film-film khas festival internasional.

9. Moonlight Cinema

Terletak di ketinggian bukit di tengah Kebun Raya Royal Botanic Gardens dengan angkasa perkotaan yang menawarkan pemandangan latar yang dramatis, Moonlight Cinema menawarkan pengalaman menonton film di ruang terbuka klasik. Food Truck tersedia bagi siapa saja yang membutuhkan makanan dan bantal besar juga tersedia untuk disewakan.

Sebagai alternatif, para pecinta film dapat membawa peralatan piknik dan bantal mereka sendiri, atau opsi lain membayar sedikit biaya tambahan untuk menikmati nyamannya Gold Grass. Pintu sinema ini dibuka pukul 7 malam.

10. Lunar Drive In

Lunar Drive-in terletak Dandenong berdiri sejak 4 Mei 1956 dengan layar tunggal dari kayu dan ruang yang dapat menampung 650 mobil. Bioskop terbuka ini merupakan bioskop kendaraan yang paling luas di Australia dengan empat layar yang menayangkan seluruh film-film blockbuster terbaru. Di lokasi sinema ini juga terdapat Lunar Cafe, yang menawarkan kuliner klasik Australia.

Continue Reading

Share